Selasa, 09 April 2013

KALAU MEMBUNUH ITU TIDAK DOSA.....

KALAU MEMBUNUH ITU TIDAK DOSA.....

Entah kenapa ada 2 orang yang ingin aku bunuh... kamu dan mantan selingkuhanmu!!!!!!

Kalian berdua telah menghancurkan hidupku dan anak-anakku..... 
Amarahku pada kalian berdua yang tidak dapat aku lampiaskan pada kalian akhirnya aku lampiaskan pada anak2-ku ...2 bidadari kecilku yang sama sekali tak pernah punya salah padaku....

aku ingin memeki kalian.. harusnya kalian yang aku maki bukan 2 anak2ku...

Minggu, 07 April 2013

DAMPAK PERSELINGKUHAN SUAMI TERHADAP ISTRI

Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami memberikan dampak negatif yang amat besar bagi istri dan berlangsung jangka panjang (Moore, 2002; Spring &
Spring, 2000; Subotnik & Harris, 2005). Berbagai perasaan negatif seperti marah, sedih, kecewa, tidak berharga, dikhianati dan benci, dirasakan secara intens oleh istri. Keinginan untuk bercerai biasanya akan muncul pada awal-awal terbukanya perselingkuhan. Istri yang awalnya amat percaya pada kesetiaan suami kemudian berubah menjadi seseorang yang sangat pencuriga, berusaha mengetahui setiap langkah suaminya setiap hari.


Dampak Perselingkuhan
 
Apapun jenis perselingkuhan yang dilakukan oleh suami, dampak negatifnya terhadap perkawinan amatbesar dan berlangsung jangka panjang. Perselingkuhan berarti pula penghianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya wanita lain dalam perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati, kemarahan yang luar biasa, depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan
kekecewaan yang amat mendalam (Snyder, Baucom, & Gordon, 2008; Subotnik & Harris, 2005). 


Istri-istri yang amat mementingkan kesetiaan adalah mereka yang paling amat terpukul dengan kejadian tersebut.Ketika istri mengetahui bahwa kepercayaan yang mereka berikan secara penuh kemudian diselewengkan
oleh suami, maka mereka kemudian berubah menjadi amat curiga. Berbagai cara dilakukan untuk menemukan bukti-bukti yang berkaitan dengan perselingkuhan tersebut. 


Keengganan suami untuk terbuka tentang detil detil perselingkuhan membuat istri semakin marah dan sulit percaya pada pasangan. Namun keterbukaan suami seringkali juga berakibat buruk karena membuat istri trauma dan mengalami mimpi buruk berlarut-larut (Glass & Staeheli, 2003).
 

 Secara umum perselingkuhan menimbulkan masalah yang amat serius dalam perkawinan. Tidak sedikit yang kemudian berakhir dengan perceraian karena istri merasa tidak sanggup lagi bertahan setelah mengetahui bahwa cinta mereka dikhianati dan suami telah berbagi keintiman dengan wanita lain (Weiner-Davis, 1992).


Pada perkawinan lain, perceraian justru karena suami memutuskan untuk meninggalkan perkawinan yang dirasakannya sudah tidak lagi membahagiakan. Bagi para suami tersebut perselingkuhan adalah puncak dari
ketidakpuasan mereka selama ini (Subotnik & Harris 2005).
 

Bagi pasangan yang memutuskan untuk tetap mempertahankan perkawinan, dampak negatif perselingkuhan amat dirasakan oleh istri. Sebagai pihak
yang dikhianati, istri merasakan berbagai emosi negatif secara intens dan seringkali juga mengalami depresi dalam jangka waktu yang cukup lama. Rasa sakit hati  yang amat mendalam membuat mereka menjadi orangorang
yang amat pemarah, tidak memiliki semangat hidup, merasa tidak percaya diri, terutama pada masa masa awal setelah perselingkuhan terbuka. Mereka
mengalami konflik antara tetap bertahan dalam perkawinan karena masih mencintai suami dan anakanak dengan ingin segera bercerai karena perbuatan
suami telah melanggar prinsip utama perkawinan mereka (Snyder, Baucom, & Gordon, 2008; Hargrave,
2008).


Proses Healing
 
Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami memberikan dampak negatif yang luar biasa terhadap istri. Berbagai perasaan negatif yang amat intens dialami dalam waktu bersamaan. Selain itu terjadi pula perubahan mood yang begitu cepat sehingga membuat para istri serasa terkuras tenaganya. Kondisi ini, yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan, sama sekali tidak mudah untuk
dilalui. Salah satu perasaan yang secara intens dirasakan adalah kesedihan dan kehilangan. Perasaan sedih semakin mendalam pada saat-saat menjelang ulang tahun pernikahan, ulang tahun pasangan, dan tanggal pada saat terbukanya perselingkungan.



Kesedihan akibat perselingkuhan dapat dijelaskan melalui model “proses berduka” dari Kubler-Ross yang terdiri dari 5 tahapan (Subotnik & Harris 2005):



1. Tahap Penolakan
Awal tahap ini diwarnai dengan perasaan tidak percaya, penolakan terhadap informasi tentang perselingkuhan suami. Dalam beberapa istri merasa mati rasa yang merupakan respon perlindungan terhadap rasa sakit yang berlebihan. Bila tidak berlarut-larut, penolakan ini menjadi mekanisme  otomatis yang menghindarkan diri dari luka batin yang dalam.



2. Tahap Kemarahan
Setelah melewati masa penolakan, istri akan mengalami perasaan marah yang amat dahsyat. Mereka biasanya akan sangat memaki-maki suami atas perbuatannya tersebut, sering menangis, bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap suami. Kemarahan seringkali dilampiaskan pula kepada wanita yang menjadi pacar suami. Keinginan istri untuk balas dendam kepada suami amatlah besar, yang muncul dalam bentuk keinginan untuk melakukan perselingkuhan atau membuat suami sangat menderita.



3. Tahap Bargaining
Ketika perasaan marah sudah agak mereda, maka istri akan memasuki tahap bargaining. Karena menyadari kondisi perkawinan yang sedang dalam masa krisis maka istri berjanji melakukan banyak hal positif asalkan perkawinan tidak hancur. Misalnya saja berusaha untuk lebih perhatian pada suami, menjadi pasangan yang lebih ekspresif dalam hubungan seksual, atau lebih merawat diri. Keputusan ini kadang tidak rasional karena seharusnya pihak yang berselingkuh yang harus memperbaiki diri dan meminta maaf.


4. Tahap Depresi

Kelelahan fisik, perubahan mood yang terus menerus, dan usaha-usaha untuk memperbaiki perkawinan dapat membuat istri masuk ke dalam kondisi depresi.Para istri kehilangan gairah hidup, merasa sangat sedih, tidak ingin merawat diri dan kehilangan nafsu makan. Mood depresif menjadi semakin buruk bila istri meyakini bahwa dirinyalah yang salah dan menyebabkan suami berselingkuh.

5. Tahap Penerimaan
Setelah istri mencapai tahap penerimaan, barulah dapat terjadi perkembangan yang positif. Penerimaan terbagi menjadi dua tipe. Pertama, penerimaan intelektual yang artinya menerima dan memahami apa yang telah terjadi. Kedua, penerimaan emosional yang artinya dapat mendiskusikan perselingkuhan tanpa reaksi-reaksi berlebihan. Proses menuju penerimaan
tidak sama bagi semua orang dan rentang waktunya juga berbeda.


Selain perasaan sedih dan marah, para istri juga mengalami obsesi terhadap perselingkuhan suami.Sepanjang hari mereka tidak bisa melepaskan diri dari
berbagai pertanyaan dan detil-detil perselingkuhan. Banyak istri yang menginterogasi suaminya berkali-kali untuk memastikan bahwa suami tidak berbohong dan menceritakan keseluruhan peristiwa. Kebohongan suami
selama ini membuat mereka trauma (Glass & Staeheli,2003; Subotnik & Harris 2005). Walaupun obsesi merupakan hal yang normal, tetapi bila tidak berusaha diatasi maka akan sangat merugikan dan menghambat pemulihan kondisi istri.
 

Karena trauma akibat perselingkuhan amat sulit diatasi, maka seringkali dibutuhkan penanganan oleh konselor perkawinan. Snyder, Baucom, & Gordon (2008) mengembangkan suatu model penangan yang dinamakan ”Integrative Approach”.
Dalam model tersebut terdapat beberapa komponen, yaitu: 
  1. mengenali dampak traumatik dari perselingkuhan, 
  2. mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penting untuk membina hubungan dalam perkawinan dan mengatasi trauma, 
  3. meningkatkan pemahaman pasangan tentang faktor-faktor yang mengarah pada perselingkuhan, dan 
  4. membahas proses memaafkan dan meneruskan kehidupan.
Proses Healing
Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami memberikan dampak negatif yang luar biasa terhadap istri. Berbagai perasaan negatif yang amat intens dialami dalam waktu bersamaan, dan kondisi ini sama sekali tidak mudah untuk dilalui. Walaupun setiap istri melalui proses healing yang unik, namun secara umum ketiga partisipan dalam penelitian ini melewati beberapa tahapan berikut:


1. Perasaan shok dan tidak percayaKetika istri pertama kali mengetahui tentang perselingkuhan suami, reaksi awal adalah shok dan tidak percaya. Ketiga istri menganggap suami mereka
adalah seseorang yang setia dan tidak mungkin melakukan hubungan dengan wanita lain. Walaupun masih dalam kondisi belum bisa menerima, para istri
berusaha untuk memperoleh informasi yang selengkap lengkapnya tentang perselingkuhan tersebut. Istri berkali-kali menginterogasi suami, melakukan
penyelidikan terhadap sms pada handphone suami, menghubungi perempuan yang merupakan pasangan selingkuh, mengecek tagihan telpon dan kartu kredit suami, dan sering mengecek keberadaan suami setiap harinya. Dalam waktu singkat, seorang istri yang awalnya percaya penuh pada suaminya berubah menjadi seorang detektif yang penuh kecurigaan. Ketika akhirnya suami mengakui perbuatannya atau sudah terkumpul sejumlah informasi yang meyakinkan, maka barulah para istri terpaksa menghadapi kenyataan bahwa perkawinan mereka tidak sebaik yang mereka duga selama ini. Selanjutnya mereka mengalami masamasa yang paling sulit, yang diwarnai oleh berbagai
emosi negatif.
 


2. Mengatasi berbagai emosi yang intens
Tahap kedua adalah mengatasi emosi-emosi yang sangat intens dan berubah sepanjang waktu. Istri merasa amat marah, kecewa, sedih, dikhianati, sehingga ingin segera meninggalkan suaminya. Istri bahkan berpikir untuk
juga berselingkuh dengan laki-laki lain sebagai balas dendam atas perlakuan suami. Pada masa-masa awal setelah perselingkuhan terbuka, para istri mengalami kesedihan dan kemarahan yang intens. Mereka kehilangan semangat hidup dan harus memaksakan diri untuk bisa melakukan tugas sehari-hari seperti bekerja, mengurus anak dan merawat diri sendiri. Kemarahan yang intens membuat mereka sangat mudah terlibat dalam pertengkaran, sering memarahi anak dan sangat mudah tersinggung. Konflik terbuka amat sering terjadi terutama bila suami masih menyembunyikan informasi seputar perselingkuhannya. Tidak jarang mereka terlibat dalam pertengkaran hebat yang disertai kekerasan fisik dari istri. Namun demikian biasanya masih ada rasa cinta yang cukup besar terhadap suami dan rasa kasihan pada anak bila perkawinan harus berakhir dengan perceraian. Para
istri berusaha untuk menyelamatkan perkawinan dan mengurangi stres dengan meminta bantuan pihak lain seperti orangtua, sahabat, ahli agama dan konselor perkawinan. Umumnya istri mengaku amat lelah dengan perubahan emosi yang amat drastis. Saat merasa emosi mereka sudah mereda, tanpa terduga hal-hal kecil bisa membuka trauma sehingga emosi mereka langsung
meledak-ledak. Setelah melewati masa-masa yang penuh dengan gejolak emosional, mereka sampai pada kondisi yang lebih tenang. Mereka sudah dapat berpikir secara lebih rasional dan sudah mampu untuk melihat perkawinan secara lebih objektif.


3. Membicarakan masalah dalam perkawinan
Tahap ketiga adalah membicarakan masalah-masalah dalam perkawinan. Proses ini amat membutuhkan bantuan dari terapis karena komunikasi kedua pasangan masih buruk dan sering terjadi kesalahpahaman. Dengan memahami penyebab perselingkuhan, kesediaan untuk saling introspeksi diri, dan mencoba memperbaiki cara komunikasi, pasangan menjadi lebih tahu kekurangankekurangan yang ada dalam perkawinan. Terapis amat berperan dalam membantu masing-masing untuk lebih dapat terbuka dalam mengungkapkan emosi dan harapan-harapan dalam perkawinan. Bila suami
berkomitmen menghentikan perselingkuhan dan menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki perkawinan, kondisi emosi istri biasanya
akan lebih stabil. Istri juga akan merasa lebih percaya pada suami bila suami bersedia mengikuti proses terapi.Pada partisipan yang mengikuti terapi tanpa suami,pembicaraan tentang kondisi perkawinan tetap dilakukan. Dari cerita istri, terapis dapat memberikan berbagai masukan tentang masalah yang dihadapi, memberikan saran tentang cara-cara memperbaiki hubungan, dan memberikan dukungan emosional untuk lebih memfokus pada kebahagiaan pribadi. Berdasarkan diskusi saat terapi, istri juga mengetahui bagaimana cara
mendorong suami untuk berubah dengan cara mengubah tingkah laku dan sudut pandang istri.


4. Introspeksi diri dan memperbaiki perkawinan
Bila kedua pasangan memiliki komitmen yang kuat untuk tetap bertahap dalam perkawinan, pada tahap ini mereka sudah mulai dapat bekerja sama untuk memperbaiki perkawinan. Kesediaan untuk terus melakukan introspeksi diri sangat membantu pemulihan kondisi pasangan dan perkawinan. Pada tahap ini istri biasanya tetap merasakan adanya keraguan terhadap kejujuran dan perubahan suami, tetapi sudah mengalami banyak perubahan positif dalam diri. Mereka menjadi lebih tegar menghadapi hidup, memiliki harapan yang lebih realistis dalam perkawinan, dan sudah mengembangkan pola pikir yang lebih positif terhadap kehidupan secara umum.


Pada awal-awal terapi, dua partisipan sempat memutuskan untuk bercerai karena tidak tahan memiliki suami yang tidak setia. Dengan pekerjaan yang mereka miliki, mereka tidak khawatir tentang kehidupan ekonomi di masa depan. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk tetap meneruskan perkawinan walaupun harapan dan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari perkawinan sudah jauh berkurang. Alasan utama mereka untuk tidak bercerai adalah karena mempertimbangkan kebahagiaan anak-anak. Disamping itu mereka juga merasa belum siap untuk menjadi janda karena berarti memperoleh stigma negatif dari masyaraka.

Aku Mencintaimu Dan Aku Membencimu..

Aku mencintaimu....
Ya, aku begitu mencintaimu, melebihi cintaku pada diriku sendiri... Untukmu aku rela mengorbankan apapun, termasuk sakit yang setiap hari selalu menghujam hatiku.

Aku mencintaimu...
Karena kau adalah seseorang yang telah menjadikanku seorang istri, ratu di rumahmu.. Dan menjadi permaisuri yang berdiri di sampingmu di sepanjang hidupku... Kau membuatku bangga karena menjadi seorang istri  dan akan menghadap-Nya kelak sebagai istrimu...

Aku mencintaimu...
Karena kau menjadikan aku ibu. Meskipun aku bukan  ibu yang baik untuk anak-anak kita... Tapi kau telah membuat aku menjadi wanita sempurna yang telah melahirkan 2 bidadari kecil yang tak berdosa. 2 bidadari yang selalu menjadi korban dari setiap pertengkaran kita belakangan ini.

Aku mencintaimu...
Meskipun kau bukan pria sempurna yang selalu aku idamkan tapi aku tetap mencintaimu karena kau adalah seorang pria dengan keyakinan penuh meminangku menjadi istrinya.

Tapi kini cintaku padamu telah berbagi tempat dengan benciku padamu....

Aku membencimu....
karena kau telah mengkhinatiku.... kau telah membagi cintamu pada wanita lain....

Aku membencimu karena kau telah menghancurkan hidupku dalam sekejap karena kau mencintai wanita lain....

Aku membencimu karena kau telah mencatatkan sebuah sejarah buruk dalam kehidupanku yang sejak dulu sudah menghantuiku... aku memilihmu karena aku yakin kau takkan menghinatiku...tapi ternyata kau melakukannya..

Aku membencimu karena kau telah membuatku menjadi wanita yang tidak lagi mempunyai percaya diri..

Berat untukku karena ternyata cintaku melebihi benciku padamu....
Aku mencintaimu....
Karena separuh aku, Dirimu....
Karena separuh dirimu, Aku....

Rabu, 03 April 2013

Sekedar Kata Maaf

Sejujurnya..
Terkadang aku membutuhkan "kau meminta maaf padaku". Terlepas dari siapa yang benar atau salah. Selama 10 pernikahan kita... jika mau diingat mungkin aku yang paling banyak mengalah untuk selalu meminta maaf terlebih dahulu, mencairkan keadaan dahulu.... Memang sudah seharusnya dalam pernikahan harus ada yang mau mengalah... Tapi terkadang aku merasa bosan....mengalah terus... kok rasanya aku yang terlalu banyak menghiba-hiba...

Bukankah semua harus berimbang, supaya tidak berat sebelah... Buktinya, ketika kau merasa aku tak mencintaimu kau berpaling pada wanita lain...karena akupun merasa kau tak mencintaiku...

Jadi kita berdua belajar, tidak hanya aku....
Ketika kita mencintai, kita belajar memberi perhatian (jadi kalau kau tak perhatian itu artinya kau tidak cinta padaku...) 
Ketika kita menyayangi, kita belajar untuk perduli (berarti ketika kamu tak perduli dengan apa yang kumau berarti kamu gak sayang aku dong...)

Seharusnya..
Ketika kita ingin orang yang kita cintai menunjukkan cintanya pada kita maka kita pun harus menunjukkan cinta kita padanya

Ketika kita ingin orang yang kita sayang menyayangi kita, maka kita pun harus menyayanginya.... 

Ketika kita ingin seseorang  mengungkapkan cintanya  pada kita , tak ada yang salah kan kalau kita  juga ungkapkan cinta padanya...

Ketika seseorang menghilangkan segala egonya untuk mau meminta maaf terlepas dari siapa yang salah... mengapa tidak sekali-kali kita juga melepaskan ego kita untuk belajar meminta maaf...

Ada saatnya mencintai dan dicintai...
Ada saatnya menyayangi dan disayangi...
Ada saatnya memberi dan menerima... 
Ada saatnya memperhatikan dan diperhatikan...
Ada saatnya memaafkan dan dimaafkan...

Jika kita belajar untuk melakukan hal yang seimbang, bukankah kita akan merasa saling mencintai, saling menyayangi, saling memperhatikan, saling perduli, saling melepaskan ego masing2 hanya untuk bisa meminta maaf...

Mungkin jika kita sudah melakukannya... tidak akan lagi ada perasaan tidak dicintai, tidak disayangi, tidak diperhatikan....

KOMUNIKASI, mungkin ini masalahnya.. kita tidak punya banyak waktu u komunikasi... kamu sibuk bekerja dari pagi hingga menjelang pagi lagi... nyampe rumah tinggal ngantuk... di hari libur kita sibuk dg 2 bidadari kita yang sibuk mencari perhatianmu karena 5 harinya dicuekin sang ayah...

BISAKAH KAU MENGUCAPKAN MAAF PADAKU???? UNTUK SEKEDAR MENGALAH DAN MENCAIRKAN KEBISUAN DI ANTARA KITA???



 

Aku bukan permata

Seseorang mengatakan ini padaku,
----------------------

na, diluar sana, banyak perempuan2 penggoda, dan laki-laki penggoda

kamu PEREMPUAN BAIk
dan suami kamu LAKI-LAKI BAIK
ada alesan untuk kamu perjuangkan rumah tangga kamu, untuk kamu suami kamu dan anak2 kamu
Dalam perspektif saya, wajar aja, janda anak 3, ganjen genit ngejer2 laki orang (ngga cuma laki kamu)
ya dia butuh support (mungkin finansial, mungkin yang lain)
jadi ibaratnya ya
kamu itu permata, janda itu batu karang
ngga bisa dibandingin tau, suami kamu juga punya akal, punya otak, punya logika
kalo dia mau memperjuangkan pernikahannya, KAMU JUGA HARUS !!!!!
caranya gimana? MOVE ON DARI MASA LALU
suami kamu bukan BAPAK KAMU
--------------------

Tapi untuknya, aku bukan permata... aku hanya seonggak batu karang... yang tajam... dan keras... seperti keras kepalaku.... Andaikan aku adalah permata baginya takkan pernah  dia akan berpaling dariku.....

pagi dini hari... tapi aku tetap tidak bisa memejamkan mata....  kepalaku berat, tapi mataku tetap tak bisa terpejam...

aku ingin semuanya tidak pernah terjadi.. dan kenyataannya ini telah terjadi.. aku ingin seperti orang2 yang begitu mudah mencinta, begitu mudah melupakan, begitu mudah dalam memikirkan apapun....

aku ingin melupakannya... aku ingin hidup kembali.... aku butuh ruang di mana aku bisa bernafas lega.... tidak terkukung dengan begitu banyak masalah....

aku ingin bisa menikmati hidup.... karena aku tak pernah tahu sampai kapan aku bisa memiliki hidup ini.... 

Lelah

Lelah... mungkin kata itu yang menggambarkan aku sekarang... tidak hanya fisikku saja yang lelah. Tapi Jiwaku dan hatiku lelah....

Aku lelah menghadapi diriku sendiri.. Lelah menghadapi diriku yang tidak juga bisa lepas dari masa lalu... mengapa aku tidak juga bisa beranjak dari cerita yang sudah lalu... Aku membuat semuanya menjadi begitu rumit...

Aku membuat rumah ini menjadi neraka... tidak hanya untukku tapi juga untuk suamiku dan anak2ku... Emosiku yang membabi buta... aku yakin itu akan membuat mereka, orang-orang yang aku cintai perlahan tapi pasti akan menjauh dari aku...

Semuanya bermula dari perselingkuhan suamiku dengan seorang wanita bekas teman smpnya yang kembali bertemu di facebook. 

sebelum kejadian ini, mba naya bilang, "ibu, kata ustadzah main facebook itu haram". Aku menjawab, "kenapa mbak?" kembali anakku menjawab, "banyak mudharatnya"

Dan hari ini aku mendelete account Facebook-ku.

Itu awal dari semuanya.... Semuanya sudah berlalu... Suamiku sudah menyadari semuanya, memutuskan perempuan itu, dan mengajakku bersama-sama berjuang untuk mempertahankan pernikahan kami demi 2 bidadari kecil kami...

Saat itu, aku sudah bilang aku takut tidak bisa.... aku pasti akan mengungkitnya terus menerus, aku pasti akan terus mengingatnya... dan semuanya benar...

Perselingkuhan ini mengulang traumaku di masa lalu.. ini semakin membuat aku berat meninggalkan masa lalu. dan tidak bisa MOVE ON.

Suamiku tidak tahu.... untuknya mungkin sudah berakhir... dia tidak memiliki trauma ttg perselingkuhan. Dia berasal dari keluarga yang harmonis dan berada...

Dia tidak sadar, perselingkuhannya telah begitu membuat aku terpuruk...
3 bulan aku berjuang melupakannya, berjuang untuk tidak mengingatnya... tapi semuanya seperti film strawberry shortcake yang terus diputar berulang oleh si bungsuku KAYMI. Semuanya.... awal aku mengetahui perselingkuhannya.... status facebook nya dengan perempuan itu... sms mereka berdua berbalas kata sayang... aku tidak ingin mengingatnya... tapi sungguh bayangan itu muncul sendiri.. dan ketika bayangan itu muncul.. emosiku meluap.... aku meletup-letup... dan 2 bidadariku yang tak bersalah menjadi korbannya... hiks Maafkan ibu, Nak...

Perselingkuhan itu membuat aku benar2 hancur.... aku mengalami krisis kepercayaan... aku tidak bisa dengan mudah percaya begitu saja.. aku tidak tenang... Aku juga menjadi tidak percaya diri....aku merasa diriku begitu tidak berharga....

Aku merasa mungkin aku bukan ibu yang baik..
Aku merasa mungkin aku bukan itu istri yang baik...
Sebegitu tidak baiknya aku sehingga suamiku berselingkuh...

Aku tidak bisa lagi membedakan apakah dia berkata bohong, atau benar....

Dia memintaku untuk mebantunya melupakan perempuan itu, dia memintaku membantunya mencintaiku lagi... ketika aku terluka.... ketika aku hancur.. aku berjuang membantunya.... melupakan perempuan itu... aku ada disampingnya...
tapi ketika aku hancur... ketika aku mengalami krisis ini.... dia tidak bisa menenangkanku.....
dia malah ikut terbawa emosi... padahal saat ini aku membutuhkannya untuk bisa bangkit... untuk bisa kembali mempercayai, untuk kembali bisa membangun rasa percaya diriku....

Ya Allah, saat aku terpuruk... aku sendiri.... terkurung dalam 4 tembok rumah ini... ini semakin membuat emosiku meluap...

Astaghfirullah..... Bantu aku ya Allah... Bantu aku... ketika tidak ada satu  manusiapun bisa membantu aku bangkit dan meninggalkan masa lalu ini...(begitu banyak orang yang membantuku tapi tidak mempan) aku mohon bantu aku.... demi 2 bidadariku.....