Rabu, 03 April 2013

Lelah

Lelah... mungkin kata itu yang menggambarkan aku sekarang... tidak hanya fisikku saja yang lelah. Tapi Jiwaku dan hatiku lelah....

Aku lelah menghadapi diriku sendiri.. Lelah menghadapi diriku yang tidak juga bisa lepas dari masa lalu... mengapa aku tidak juga bisa beranjak dari cerita yang sudah lalu... Aku membuat semuanya menjadi begitu rumit...

Aku membuat rumah ini menjadi neraka... tidak hanya untukku tapi juga untuk suamiku dan anak2ku... Emosiku yang membabi buta... aku yakin itu akan membuat mereka, orang-orang yang aku cintai perlahan tapi pasti akan menjauh dari aku...

Semuanya bermula dari perselingkuhan suamiku dengan seorang wanita bekas teman smpnya yang kembali bertemu di facebook. 

sebelum kejadian ini, mba naya bilang, "ibu, kata ustadzah main facebook itu haram". Aku menjawab, "kenapa mbak?" kembali anakku menjawab, "banyak mudharatnya"

Dan hari ini aku mendelete account Facebook-ku.

Itu awal dari semuanya.... Semuanya sudah berlalu... Suamiku sudah menyadari semuanya, memutuskan perempuan itu, dan mengajakku bersama-sama berjuang untuk mempertahankan pernikahan kami demi 2 bidadari kecil kami...

Saat itu, aku sudah bilang aku takut tidak bisa.... aku pasti akan mengungkitnya terus menerus, aku pasti akan terus mengingatnya... dan semuanya benar...

Perselingkuhan ini mengulang traumaku di masa lalu.. ini semakin membuat aku berat meninggalkan masa lalu. dan tidak bisa MOVE ON.

Suamiku tidak tahu.... untuknya mungkin sudah berakhir... dia tidak memiliki trauma ttg perselingkuhan. Dia berasal dari keluarga yang harmonis dan berada...

Dia tidak sadar, perselingkuhannya telah begitu membuat aku terpuruk...
3 bulan aku berjuang melupakannya, berjuang untuk tidak mengingatnya... tapi semuanya seperti film strawberry shortcake yang terus diputar berulang oleh si bungsuku KAYMI. Semuanya.... awal aku mengetahui perselingkuhannya.... status facebook nya dengan perempuan itu... sms mereka berdua berbalas kata sayang... aku tidak ingin mengingatnya... tapi sungguh bayangan itu muncul sendiri.. dan ketika bayangan itu muncul.. emosiku meluap.... aku meletup-letup... dan 2 bidadariku yang tak bersalah menjadi korbannya... hiks Maafkan ibu, Nak...

Perselingkuhan itu membuat aku benar2 hancur.... aku mengalami krisis kepercayaan... aku tidak bisa dengan mudah percaya begitu saja.. aku tidak tenang... Aku juga menjadi tidak percaya diri....aku merasa diriku begitu tidak berharga....

Aku merasa mungkin aku bukan ibu yang baik..
Aku merasa mungkin aku bukan itu istri yang baik...
Sebegitu tidak baiknya aku sehingga suamiku berselingkuh...

Aku tidak bisa lagi membedakan apakah dia berkata bohong, atau benar....

Dia memintaku untuk mebantunya melupakan perempuan itu, dia memintaku membantunya mencintaiku lagi... ketika aku terluka.... ketika aku hancur.. aku berjuang membantunya.... melupakan perempuan itu... aku ada disampingnya...
tapi ketika aku hancur... ketika aku mengalami krisis ini.... dia tidak bisa menenangkanku.....
dia malah ikut terbawa emosi... padahal saat ini aku membutuhkannya untuk bisa bangkit... untuk bisa kembali mempercayai, untuk kembali bisa membangun rasa percaya diriku....

Ya Allah, saat aku terpuruk... aku sendiri.... terkurung dalam 4 tembok rumah ini... ini semakin membuat emosiku meluap...

Astaghfirullah..... Bantu aku ya Allah... Bantu aku... ketika tidak ada satu  manusiapun bisa membantu aku bangkit dan meninggalkan masa lalu ini...(begitu banyak orang yang membantuku tapi tidak mempan) aku mohon bantu aku.... demi 2 bidadariku.....

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Tulisan anda sama persis dengan yg saya alami & rasakan.Kejadiannya pun waktunya hampir bersamaan,sy pd Juni 2013,Dan saya kebetulan juga memiliki 2 anak perempuan.....Kita harus MOVE UP Sist,demi 2 bidadari kita..Badai pasti berlalu,dan mentari akan bersinar terang...Alloh swt memberikan ujian kepada kita agar kita naik tingkat ketaqwaan.Alloh swt tdk akan menguji diluar batas kemampuan kita....TETAP SEMANGAT

    BalasHapus
  3. Saya juga merasakan hal yg sama,saya hanya bisa berusaha bersabar dan mengendalikan emosi serta memperbaiki diri menjadi lebih baik dsn benar dibanding dengan waktu sebelumnya.Krn menurut saya;orang yg disakiti itu tdk selamanya mrk bersalah terhadap ujian yg kita hadapi, namun terkadang orang yg menyakiti itu krn levelnya ada di bawah kita.Mrk akan mencari sesuatu yg levelnya dibawah mrk lagi, shgga pihak menyakiti levelnya akan terangkat. Jadi kita tdk seharusnya larut dlm kesedihan.Mestinya kita bersyukur dgn adanya ujian ini mengingatkan kita untuk introfeksi diri. Tetap semangat & jadi diri sendiri.

    BalasHapus